Silaturahmi Kapolres Madiun Kota bersama Tiga Pilar dan Paguyuban Pencak Silat/ Beladiri serta Korlap Wilayah Taman

Bertempat di Mako Polsek Taman Jl.Bhayangkara No.l Kel.Banjarejo Kec. Taman Kota Madiun telah dilaksanakan Kegiatan Silaturahmi Kapolres Madiun Kota dengan Tiga Pilar Kec.Taman bersama Paguyuban Pencak Silat dan Beladiri Ranting Taman serta Koordinator Lapangan wilayah Taman, Senin (14/08/2017).

Kegiatan tersebut dihadiri :
1. Kapolres Madiun Kota.
2. Waka Polres Madiun Kota.
3. PJU Polres Madiun Kota.
4. Muspika Kec. Taman.
5. Para Kanit dan Panit Polsek Taman.
6. Babinkamtibmas Polsek Taman.
7. Ketua Pencak Silat dan Bela diri Ranting Taman.
8. Perwakilan Korlap perguruan pencak silat dan bela diri wilayah Taman.

Kapolres Madiun Kota, AKBP MAHAR BUDI ADITYAWAN menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada para ketua ranting dan korlap yang berkenan hadir dalam rangka Acara Silaturahmi ini.

Maksud dan tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk menjalin silaturahmi antara Tiga Pilar (Pemerintahan – TNI POLRI) dan Para Tokoh warga Pencak Silat/ Beladiri serta koordinasi rencana jelang kegiatan Suro dan Suran Agung 2017.

Kegiatan “Suroan” bagi Warga PSH Teratai dan “Suran Agung” bagi warga PSH Winongo Tunas Muda merupakan kegiatan sakral yang harus hormati. Kegiatan berziarah di makam Sesepuh / Pendiri Perguruan Pencak Silat merupakan sebuah penghormatan sebagai sikap yang mulia dan berbakti.

Kita sepakati bersama bahwa kegiatan ini harus bisa berjalan dengan aman, tertib, lancar dan kondusif. Itulah pentingnya antisipasi agar jangan sampai terjadi gangguan atau hal/ kejadian yang tidak kita inginkan sekecil apapun.

Pemicu konflik yang terjadi selama ini dapat disimpulkan karena jiwa korsa dan euforia yang berlebihan dari para warga pencak silat. Dengan terkumpulnya massa yang cukup besar, ada yang terpengaruh miras, kemudian melakukan konfoi dengan kendaraan sepeda motor dalam skala besar dan tidak tertib berlalu lintas.

Salah satu cara yang paling jitu dalam mencegah terjadinya permasalahan tersebut menurut Kapolres adalah dengan melarang menggunakan sepeda motor dan mewajibkan para warga Perguruan untuk menggunakan tranportasi roda empat, bisa berupa bus, minibus, truk dengan ditutup terpal dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud.

Kegiatan Suroan dan Suran Agung Kecamatan Taman diharapkan bisa menjadi contoh bagi kecamatan yang lain karena Taman mempunyai paguyuban pencak silat yang paling solid.

Drs.SOEPARNO (Ketua PSH Teratai Ranting Taman) menanggapi positif arahan Kapolres ” Pada tiap tahun bulan Suro, warga PSHT akan melakukan kegiatan nyekar, kami akan berusaha untuk menggunakan roda empat tetapi kami berharap wilayah Taman ada kebijakan khusus dikarena wilayah ini jaraknya dekat “. terangnya.

DIDIK SUGIANTO (Ketua PSH Winongo Ranting Taman) memohon tentang kuwajiban penggunaan roda empat untuk ditinjau ulang agar tetap seperti acara tahun lalu dan menambahkan agar ditekankan beberapa minggu sebelum acara agar Kepolisian melaksanakan operasi miras dan penertiban motor dengan knalpot “Brong” agar nantinya acara berjalan dengan tertib.

DARMADI (Korlap PSH Teratai) mengusulkan agar wilayah dengan zona terdekat khusus wilayah Kota Madiun agar ada kebijakan yang lain untuk penggunaan tranportasi hal ini untuk memudahkan mobilisasi per Zona dan per Waktu.

Menanggapi hal tersebut Kapolres menjelaskan bahwa tanggung jawab keamanan adalah tanggung jawab kita bersama. Harapan kesadaran menciptakan keamanan bisa tertanam pada warga masyarakat secara keseluruhan tetapi siapa yang bisa menjamin hal itu. Dan apabila terjadi gesekan di perjalanan, siapa yang bertanggung jawab? tujuan polri mewajibkan roda empat hanya sebatas menciptakan keamanan saja tidak ada yang lain.

“Ketentuan untuk mewajibkan penggunaan roda empat ini sudah final, tetapi apabila dalam Zona jarak dekat nanti perlu kita evaluasi kembali. Untuk itu dalam Minggu ini kami akan silaturahmi ke Sesepuh Perguruan Pencak Silat yang ada di Kota Madiun terkait rencana kegiatan Suroan dan Suran Agung 2017.” pungkasnya. (US)